Plastik dari Lumpur Aktif

Sejak beberapa tahun lalu sudah banyak supermarket yang menggunakan kantong plastik bertuliskan biodegradable. Hal ini berarti plastik tersebut dibuat dari polimer yang dapat diurai oleh mikroba. Salah satu polimer plastik biodegradable yaitu polyhydroxyalkanoate. Hmmm, panjang betul namanya. Kita singkat saja menjadi PHA. Sebenarnya PHA bukan merupakan barang baru. Keberadaannya sudah muncul sejak beberapa dekade lalu. Karena polimer ini merupakan bio-based polymer (bukan petroleum based seperti plastik pada umumnya), PHA banyak dipakai dalam pembuatan kapsul ataupun materi implant dalam praktik kedokteran.
Untuk dapat melakukan aktivitas metabolismenya bakteri memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai. Komponen yang berperan penting antara lain karbon (C) sebagai sumber energi dan nitrogen (N) sebagai nutrien. Bakteri tertentu dapat melakukan sintesis PHA di dalam tubuhnya pada kondisi dimana terjadi kekurangan sumber N atau kelebihan C. Pada awalnya produksi PHA dilakukan menggunakan sumber-sumber karbon murni seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, dan lainnya yang menyebabkan PHA menjadi produk yang mahal dan kurang ekonomis.
Berbagai riset dilakukan untuk mencari alternatif produksi PHA dari sumber yang lebih murah. Salah satunya adalah lumpur aktif dalam pengolahan air limbah. Kalau kita lihat lagi, lumpur aktif menyediakan lingkungan yang mendukung mikroorganisme untuk memproduksi PHA. Sumber C sudah bisa diperoleh dari bahan-bahan organik di dalam air limbah. Karena bakteri mengakumulasi PHA di lingkungan yang minim sumber N, maka PHA dapat kita peroleh di saat konsentrasi nitrogen sudah menurun. Tentunya perlu dilakukan studi terlebih dahulu mengenai waktu dan kondisi seperti apa yang paling tepat untuk mengumpulkan PHA. Jangan lupa, karakteristik air limbah akan berbeda dari satu tempat dengan yang lainnya.
Nah, tertarik mengkespansi instalasi pengolahan limbah Anda untuk produksi PHA?