Mungkin sebagian pembaca akan ingat dengan lagu dari era 1960-an kalau melihat judul di atas (baca: Green Green Grass of Home). Sebaliknya, saya teringat manfaat rumput-rumputan dan kaitannya dengan air limbah ketika mendengar lagu tersebut beberapa waktu lalu. Apa saja hubungan rumput dengan pengolahan air limbah? Yuk kita simak di artikel ini.
Kamar Mandi Berumput untuk Mendaur Ulang Air Bekas Mandi

Sebuah desain kamar mandi yang sangat menarik oleh Jun Yasumoto , Alban Le Henry, Olivier Pigasse dan Vincent Vandenbrouck. Konsep yang digunakan adalah memanfaatkan tanaman, yang salah satunya dari kelompok rumput-rumputan, untuk menyaring air kotor di kamar mandi. Air kotor yang dimaksud bersumber dari air bekas mandi dan wastafel.
Pemanfaatan Vetiver Dalam Mengolah Air Limbah
Pada artikel mengenai wetland (Wastewater Treatment Plant On My Backyard?,A�Yuk, Berwisata di a�?Tamana�? Pengolahan Limbah!, Reaktor Pertumbuhan Lekat a�� Aerob, danA�Stormwatera��Apa Sih?) telah disebutkan bahwa tanaman-tanaman tertentu memiliki kemampuan yang sangat baik untuk menyaring polutan dari dalam air limbah. Dari jenis rumput-rumputan terdapat vetiver. Vetiver atau akar wangi sudah dikenal cukup lama di Indonesia karena mengandung minyak atsiri yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku wewangian. Di samping itu, akar wangi juga digunakan sebagai bahan baku produk-produk kerajinan tangan. Ternyata, vetiver juga memiliki manfaat besar di dalam pengolahan air limbah. Tanaman ini disukai karena memiliki kemampuan penyerapan air yang sangat tinggi, tahan terhadap bahan-bahan kimia pertanian, serta mampu menyerap logam berat dan nutrien terlarut dari dalam air limbah (Ash & Truong, 2003).
Salah satu aplikasinya adalah dalam mengolah efluen dari kolam pengolahan air limbah domestik di salah satu daerah di tenggara Queensland, Australia. Pengolahan dengan vetiver ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama yaitu tahapan pendahuluan dengan cara memasang ponton yang berisi vetiver serta penanaman vetiver di sekeliling kolam. Tahapan berikutnya adalah pengolahan sistem wetland berkontur yang ditanami dengan vetiver. Penanaman vetiver secara hidroponik pada kolam (dengan sistem ponton) bertujuan untuk mengurangi konsentrasi nutrien di dalam kolam pengolahan agar terhindar dari algal blooming. Kombinasi dua tahapan pengolahan dengan vetiver ini mampu menyisihkan ammonia hingga lebih dari 90%, total nitrogen hingga 66.5%, dan total fosforus hingga 86% (Ash & Truong, 2003).

Rumput Benggala (panicum maximum)
Selain vetiver, tanaman dari kelompok rumput-rumputan yang dapat dimanfaatkan untuk pengolahan air limbah adalah rumput benggala. Tanaman yang banyak digunakan sebagai pakan ternak ini bersifat tahan terhadap musim kering dan mampu hidup di daerah dengan sinar matahari yang tidak terlalu tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Cavan dan Dhulap (2012) memanfaatkan rumput benggala untuk mengolah limbah domestik.
Padang Golf Sebagai Tempat Untuk Daur Ulang Air Limbah
Salah satu fasilitas yang dimiliki oleh banyak kawasan industri di Indonesia adalah padang golf. Untuk kenyamanan dan keindahan, tanaman di padang golf (dengan porsi terbesar berupa rumput tentunya) harus dirawat sedemikian rupa. Salah satunya adalah dengan penyiraman. Untuk menjamin ketersediaan air yang diperlukan untuk menyiram rerumputan, dapat digunakan efluen hasil pengolahan limbah yang berasal dari indutri-industri di kawasan tersebut. Jika padang golf terletak di daerah perumahan yang memiliki IPAL terpusat maka efluen pengolahan limbah domestik dapat dimanfaatkan.
Sumber:
* Ash, R., & Truong, P. (2003, October). The use of Vetiver grass wetlands for sewerage treatment in Australia. In Proceedings of 3rd International Conference on Vetiver, Guangzhou, China (pp. 132-141).
* Chavan, B. L., & Dhulap, V. P. (2012). Sewage treatment with constructed wetland using panicum maximum forage grass. Journal of Environmental Science and Water Resources, Wudpecker Research Journals. Accepted for Publication.
