Berikut ini adalah beberapa hal penting terkait proses yang harus diperhatikan jika Anda bermaksud menggunakan teknologi MBR (membrane bioreactor) dalam pengolahan air limbah yang diambil dari artikel tahun 2006 milik Water Environment Federation. Semoga bermanfaat!
Pengolahan pendahuluan Sublingual Viagra no rx, cheap clomid.
Pengolahan pendahuluan dilakukan untuk menyisihkan sampah dan material yang dapat menyumbat serta merusak modul membran. Proses ini bertujuan untuk memperpanjang usia pakai membran. Umumnya, pengolahan pendahuluan dilakukan menggunakan fine screen (ukuran celah 1-3 mm). Mengingat ukuran celah yang kecil maka perlu dilakukan pembersihan rutin serta penganganan sampah tersaring yang tepat agar tidak timbul bau.
Perlengkapan pembersihan membran
Pembersihan membran dapat dilakukan menggunakan gelembung udara berukuran besar (coarse air bubble) maupun secara kimia menggunakan larutan natrium hipoklorit atau asam sitrat. Untuk pembersihan secara kimia, perlu diperhatikan kebutuhan pompa dosing, penyimpanan bahan kimia, dan katup-katup (valve) yang dibutuhkan.
Tangki pengendapan primer
Proses pengendapan primer dapat mengurangi beban organik sehingga dapat mengurangi kebutuhan energi pada proses di dalam MBR.
Debit puncak
Kapasitas membran dibatasi oleh jumlah aliran efluen yang dapat melewati pori-pori membran (flux, yaitu debit per luas area membran). Umumnya produsen merancang kapasitas membran untuk mengatasi debit puncak 1.5 hingga 2 kali lipat. Aplikasi debit puncak yang melebihi kapasitas produsen dapat melanggar garansi yang dibuat oleh produsen. Oleh sebab itu penggunaan tangki ekualisasi ada baiknya diterapkan untuk mengatasi debit puncak yang sangat tinggi.
Konsentrasi MLSS
Walaupun MBR beroperasi pada konsentrasi MLSS (mixed liquor suspended solids) yang tinggi yaitu antara 8 000-15 000 mg/L, akan tetapi konsentrasi di atas 10 000 mg/L perlu mendapat perhatian karena dapat mempercepat deposisi solid pada permukaan membran dan akan memerlukan laju gelembung udara yang semakin tinggi.
Penyisihan nutrien
Jika diperlukan, fasilitas penyisihan nutrien (nitrogen maupun fosforus) perlu menjadi pertimbangan. Jangan lupa menyediakan tangki anoksik untuk penyisihan nitrogen dan tangki anaerob untuk menyisihkan fosforus.
Sludge retention time
Sludge retention time atau disingkat SRT menyatakan waktu tinggal lumpur di dalam reaktor sebelum dibuang. Instalasi MBR dengan SRT yang tinggi dilaporkan mengalami membrane fouling yang lebih lambat dibanding SRT yang rendah (3 hari). Inilah salah satu kelebihan dari MBR, yaitu dapat dioperasikan dengan SRT yang tinggi.
Foam
Komponen gelembung udara yang digunakan di dalam tangki MBR untuk proses scouring mendukung terjadinya foaming. Penanganan foam di dalam MBR masih menjadi satu hal yang tidak mudah dan masih dicari jalan keluarnya hingga saat ini.
Penanganan solid
Karakteristik lumpur yang dihasilkan di dalam pengolahan dengan MBR berbeda dengan lumpur pada proses lumpur aktif. Pada proses lumpur aktif, lumpur dapat diolah melalui pengendapan secara gravitasi. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku bagi MBR di mana lumpur dari dalam tangki MBR cenderung tidak mudah mengendap. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu sebelum menentukan proses penanganan solid yang tepat bagi instalasi MBR.
Sumber: So, You Decided To Build an MBR? Tips to help optimize process performance (Water Environment & Technology, 2006). www.wef.org/magazine (diakses 14 Maret 2016)