Fasilitas Laboratorium di Instalasi Pengolahan Air Limbah

Analisis air limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengolahan air limbah. Untuk mendukung analisis karakteristik air limbah, ada kalanya pihak instalasi mengirim sampel untuk dianalisis oleh pihak ketiga. Namun, kepemilikan laboratorium di suatu IPAL merupakan hal yang sangat penting bahkan dinilai lebih menguntungkan. Dengan adanya laboratorium maka akan ada efisiensi waktu dan biaya. Sampel dapat dianalisis segera dan biaya yang dikeluarkan tentunya lebih rendah.

Kelengkapan fasilitas di laboratorium yang dimiliki akan tergantung dari parameter yang rutin dianalisis. Parameter rutin yang wajib dianalisis ini akan dipengaruhi juga oleh volume air limbah harian (debit) yang diolah di dalam instalasi. Di luar faktor debit pengolahan, ada beberapa parameter wajib yang harus dianalisis di tiap IPAL yaitu pH, temperatur, oksigen terlarut, settleable solids (padatan terendap), debit, dan sisa klor (jika klorinasi menjadi metode desinfeksi yang digunakan). Untuk memenuhi kebutuhan analisis parameter tersebut memang tidak dibutuhkan laboratorium yang sophisticated order Revatio online cheap, acquire Zoloft. . Akan tetapi, kelengkapan dasar seperti instrumen portable yang berkualitas, meja analisis, rak penyimpanan, dan bak cuci peralatan (sink) tetap harus dimiliki. Gambar berikut ini memberi gambaran parameter air limbah yang rutin dianalisis berdasarkan debit air limbah yang diolah.

Sumber: New Mexico Water Resources Institute, 1988

 

Dikutip dari standard yang digunakan oleh sepuluh negara bagian di Amerika Serikat (mudah-mudahan ada rekan pembaca yang bisa share info standard di Indonesia), terdapat tiga kelompok laboratorium di suatu instalasi pengolahan air limbah berdasarkan jenis analisis air limbahnya:

1. Laboratorium yang hanya melakukan analisis dasar misalnya pH, temperatur, dan oksigen terlarut.

Laboratorium dalam kategori ini sebaiknya berada di lokasi pengolahan namun dapat juga berada di tempat lain di lingkungan IPAL. Ukuran minimum yang disarankan adalah 14 m2.

2. Laboratorium yang melakukan analisis yang lebih kompleks termasuk parameter persyaratan baku mutu antara lain BOD, padatan tersuspensi, dan analisis coliform.

Ukuran laboratorium sebaiknya disesuaikan dengan besar dan banyaknya peralatan yang tersedia di dalam laboratorium. Setidaknya laboratorium berukuran 28 m2 dengan ukuran meja yang memadai untuk tiap analis dalam melakukan kerjanya. Laboratorium berada pada lokasi yang sama dengan instalasi pengolahan di level muka tanah serta harus terisolasi dari kebisingan, getaran, atau mesin bertemperatur tinggi yang dapat mempengaruhi kinerja staf analis maupun instrumen laboratorium.

3. Laboratorium yang melakukan analisis yang lebih lengkap termasuk analisis sampel air limbah dari berbagai IPAL.

Sama halnya dengan laboratorium di kategori kedua, ukuran laboratorium kategori yang ketiga ini juga disesuaikan dengan kebutuhan alat-alat dan fasilitas yang diperlukan di dalamnya. Lokasinya pun harus berada pada level muka tanah di instalasi dan kondisi lingkungan di dalam laboratorium harus terjaga (dari kebisingan, getaran, temperatur tinggi, dan lain-lain). Mengingat kelengkapan yang dimiliki laboratorium dan luas areanya, maka keberadaan laboratorium kategori 3 ini harus masuk di dalam rencana tata ruang lahan instalasi.

Lantai, Dinding, dan Langit-langit

Material yang digunakan untuk lantai laboratorium harus yang bersifat tahan terhadap api, air, asam, basa, dan noda (mudah dibersihkan). Selain itu lantai juga harus memiliki kekutan untuk menahan beban dari peralatan yang berat. Lantai laboratorium tidak boleh licin dan sebaiknya tetap memperhatikan sisi estetika.

Sama halnya dengan lantai, karakteristik dinding juga harus memiliki ketahanan terhadap api (atau lambat dalam menyebarkan api), halus, dan tidak memiliki kontur yang dapat memerangkap debu. Bahan pelapis dinding juga harus bersifat tahan terhadap bahan kimia dab mudah dibersihkan. Dinding yang glossy lebih mudah dibersihkan daripada yang bersifat matte namun juga berpotensi menyebabkan silau.

Langit-langit harus berwarna putih atau terang dan memiliki sifat peredaman suara. Tujuannya adalah untuk mengurangi kebisingan yang ditimbulkan dari peralatan tertentu.

Meja, Lemari, dan Bak Cuci (sink)

Bagian atas dari meja laboratorium harus bersifat tahan panas, asam, basa, zat kimia, serta tidak berpori. Ketebalan meja tidak boleh kurang dari 1 inci. Jika staf laboratorium melakukan kerja dalam posisi duduk maka pada bagian bawah meja harus terdapat ruang untuk pergerakan kaki. Meja yang digunakan untuk menyimpan timbangan analitik harus terpisah dari meja kerja dan terbebas dari guncangan. Meja timbangan analitik sebaiknya tidak diletakkan di tempat-tempat yang terdapat pergerakan udara (jendela yang terbuka) dan sumber getaran.

Bahan lemari dapat disesuaikan dengan jenis bahan kimia yang disimpan. Lemari yang posisinya ada di atas kepala sebaiknya berpintu kaca agar isinya mudah dilihat. Laci-laci harus memiliki penahan untuk menghindari kemungkinan laci tertarik keluar secara keseluruhan.

Jumlah sink dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Yang paling baik adalah setiap area kerja memiliki satu buah sink untuk meminimalisasi lalu lalang personel laboratorium.

Ventilasi dan Pencahayaan

Secara umum sebaiknya laboratorium menggunakan air conditioner (AC) agar temperatur dan kelembaban di dalam ruangan dapat terjaga. Untuk keperluan pertukaran udara, laboratorium harus dilengkapi dengan exhaust dan letak outlet exhaust (exhaust yang membawa udara keluar ruangan) harus berjauhan dengan sumber masuknya udara. Jika hendak memanfaatkan jendela untuk sirkulasi udara maka perletakannya harus sedemikian rupa agar angin yang lewat tidak mengganggu dan membahayakan aktivitas di laboratorium (misalnya pada penggunaan pembakaran Bunsen).

Pencahayaan di laboratorium harus didesain sedemikian rupa untuk memudahkan staf laboratorium dalam pembacaan meniskus, layar instrumen, dan lainnya.

 

Sumber:

* Recommended Standard for Wastewater Treatment Facilities, 2004 edition (diakses 29 April 2013)

* Clark, D.W., Laboratory Planning for Water and Wastewater Analysis, 1988, New Mexico Water Resources Institute (diakses 4 Juni 2014)

 

2 Comments

Comments are closed.