Apakah BPR merupakan salah satu proses di dalam IPAL Anda? Jika ya, maka beberapa pengetahuan dasar ini wajib Anda ketahui.
Prinsip dasar
Fosforus (P) terlarut di dalam air limbah diserap oleh mikroorganisme pengakumulasi P (PAO, phosphorus-accumulating organism) ke dalam sel tubuh mereka dalam bentuk granula kemudian akan terbuang bersamaan dengan pembuangan lumpur. PAO merupakan mikroorganisme aerobik yang memerlukan kondisi lingkungan yang sama seperti bakteri lumpur aktif. Keistimewaan yang dimiliki PAO dibanding bakteri lumpur aktif ialah kemampuannya untuk mengkonsumsi sumber karbon tanpa kehadiran oksigen. Dalam pelaksanaannya, BPR memanfaatkan proses anaerob yang diikuti dengan proses aerob. Terkadang, proses anoxic juga digunakan apabila diperlukan penyisihan nitrat.
Kentucky
Pertama, air limbah akan memasuki tangki anaerob. Di tangki anaerob, BOD terlarut mengalami proses fermentasi menghasilkan asetat. PAO mengasimilasi asetat dan menghasilkan PHB (polyhydroxybutyrate) yang disimpan di dalam sel. Energy yang digunakan untuk menghasilkan PHB berasal dari poli-P yang terdapat di dalam PAO. Bersamaan dengan asimilasi asetat terjadi pelepasan orto-P. Dengan demikian, di tangki anaerob akan terjadi penurunan konsentrasi BOD terlarut (akibat adanya proses fermentasi) serta peningkatan konsentrasi orto-P (akibat pelepasan orto-P)
Selanjutnya di tangki aerob PHB mengalami oksidasi dan menghasilkan energy yang dibutuhkan bagi mikroorganisme. Energy yang dihasilkan ini digunakan untuk mengasimilasi orto-P ke dalam mikroorganisme yang tersimpan dalam bentuk poli-P. Mikroorganisme yang mati akan dibuang dalam bentuk lumpur sehingga P yang tersimpan di dalam PAO pun ikut terbuang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses BPR
1. Sumber karbon dari influen
Sumber karbon yang dimaksud dapat berupa BOD maupun COD. Yang terpenting adalah sumber karbon tersebut harus dapat dengan mudah dikonsumsi oleh mikroorganisme. Istilah yang biasa digunakan adalah a�?readily biodegradablea�?. Sumber karbon ini kemudian dikonversi menjadi VFA (volatile fatty acid) yang merupakan sumber energi bagi proses BPR
2. Waktu kontak di tangki anaerob (Solid retention time, SRT)
Waktu kontak harus cukup lama untuk menciptakan kondisi kurang menguntungkan (stress) bagi mikroorganisme sehingga memaksa mikroorganisme untuk memproduksi asetat. Akan tetapi, apabila waktu kontak terlalu lama akan berakibat pada pembentukan P lanjutan yang tidak akan diasimilasi oleh mikroorganisme. Waktu kontak di tangki anaerob biasanya selama 0.5 hari
Sumber:
WE&T Magazine July 2013, Vol. 25, No.7
Metcalf and Eddy, 2004, Wastewater Engineering 4th edition, McGraw Hill International Editions, New York.