Waste To Energy

Sustainable energy, green energy, green power

Istilah-istilah di atas belakangan ini cukup marak dibicarakan di dunia. Selain masalah sumber daya energi yang semakin langka, jugaA� berkaitan dengan hangatnya isu pemanasan global dan emisi gas rumah kaca. Tampaknya dunia industri berlomba-lomba untuk mengaplikasikan istilah tersebut di dalam aktivitas mereka. Saat ini tidak sedikit produk-produk yang memiliki “green label” sebagai wujud kepedulian mereka kepada lingkungan. Bahkan, industri pangan dan supermarket pun ikut meramaikan “trend” ini. Tentu tidak ada salahnya untuk mengikuti trend, apalagi untuk hal yang berdampak positif seperti ini. Lalu bagaimana dengan dunia wastewater treatment?

Kalau boleh “dibongkar”, dan pasti semua yang cukup mengenal dunia pengolahan air limbah akan setuju kalau sebagian besar biaya operasional di dalam instalasi “lari”-nya ke biaya energi. Satu lagi, untuk instalasi yang menggunakan sistem pengolahan secara aerob maka biaya energi terbesar terletak pada tangki aerasi mereka. Inilah yang menjadi salah satu kelemahan dari sistem pengolahan secara aerob dibandingkan dengan anaerob. Perbandingan kedua sistem pengolahan ini dapat dilihat di sini, di mana salah satunya adalah produksi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Di banyak negara, produksi biogas dari reaktor anaerob (baik reaktor pengolahan air limbah maupun sludge digester) dimanfaatkan sebagai suplai energi bagi boiler maupun produksi listrik. Bahkan pada saat musim dingin di negara dengan empat musim, dimana temperatur air limbah menjadi sangat rendah dan kurang optimal untuk mikrobiologi, biogas dimanfaatkan sebagai penghangat air limbah. Salah satu contoh aplikasi waste to energy di Asia Tenggara yaitu di sebuah pabrik pengolahan singkong di Thailand,A� Chokyuenyong Industrial. Industri pengolahan singkong ini dapat menghemat bahan bakar minyak hingga 21,000 liter per hari dengan produksi biogasnya yang mencapai 34,000 Nm3/hari. Produksi biogas ini kemudian digunakan untuk mengoperasikan boiler dan peralatan penghangat yang selalu digunakan dalam proses pengeringan singkong. Biogas yang dihasilkan juga dimanfaatkan sebagai penghasil listrik untuk kebutuhan dalam proses pengolahan singkong.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Sumber : http://www.waterandwastewater.com/www_services/news_center/publish/article_002340.shtml