Pengolahan Aerob VS Anaerob

Perbedaan utama dari pengolahan secara aerob dan anaerob terletak pada kondisi lingkungannya. Pada pengolahan secara aerob, kehadiran oksigen mutlak diperlukan untuk metabolisme bakteri, sementara pada kondisi anaerob sebaliknya. Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara pengolahan secara aerob dan anaerob menurut Eckenfelder, et.al (1988) :

Temperatur

Temperatur mempengaruhi proses aerob maupun anaerob. Pada proses anaerob, diperlukan temperatur yang lebih tinggi untuk mencapai laju reaksi yang diperlukan. Pada proses anaerob, penambahan temperatur dapat dilakukan dengan memanfaatkan panas dari gas methane yang merupakan by-product proses anaerob itu sendiri.

pH dan Alkalinitas

Proses aerob bekerja paling efektif pada kisaran pH 6,5 a�� 8,5. Pada reaktor aerob yang dikenal dengan istilah completely mixed activated sludge (CMAS), terjadi proses netralisasi asam dan basa sehingga biasanya tidak diperlukan tambahan bahan kimia selama BOD kurang dari 25 mg/L.

Sementara itu proses anaerob yang memanfaatkan bakteri methanogen lebih sensitif pada pH dan bekerja optimum pada kisaran pH 6,5 a�� 7,5. Sekurang-kurangnya, pH harus dijaga pada nilai 6,2 dan jika konsentrasi sulfat cukup tinggi maka kisaran pH sebaiknya berada pada pH 7 a�� 8 untuk menghindari keracunan H2S. Alkalinitas bikarbonat sebaiknya tersedia pada kisaran 2500 hingga 5000 mg/L untuk mengatasi peningkatan asam-asam volatil dengan menjaga penurunan pH sekecil mungkin. Biasanya dilakukan penambahan bikarbonat ke dalam reaktor untuk mengontrol pH dan alkalinitas.

Produksi Lumpur dan Kebutuhan Nutrien

Bagi kebanyakan air limbah, produksi lumpur yang dihasilkan dari pengolahan aerob adalah sebesar 0,5 kg VSS/ kg COD tersisihkan. Sementara itu, pada pengolahan anaerob, produksi lumpur adalah sebanyak 0,1 kg VSS/kg COD tersisihkan. Pada pengolahan aerob, konsentrasi nitrogen yang perlu ditambahkan adalah 8-12 persen dan fosfor sebesar 1,5-2,5 persen. Sebagai a�?rule of thumba�?, kebutuhan nutrien pada pengolahan anaerob adalah seperlima dari proses aerob.

Tabel berikut menunjukkan perbandingan antara pengolahan secara aerob dan anaerob (sumber : Eckenfelder, et.al , 1988)

Silvitra tab without prescription, Zoloft reviews.

Parameter

Aerob

Anaerob

Kebutuhan energi Tinggi Rendah
Tingkat pengolahan 60-90% 95%
Produksi lumpur Tinggi Rendah
Stabilitas proses terhadap toksik dan perubahan beban Sedang sampai tinggi Rendah sampai sedang
Kebutuhan nutrien Tinggi untuk beberapa limbah industri Rendah
Bau Tidak terlalu berpotensi menimbulkan bau Berpotensi menimbulkan bau
Kebutuhan alkalinitas Rendah Tinggi untuk beberapa limbah industri
Produksi biogas Tidak ada Ada (dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi)
Start-up time 2 a�� 4 minggu 2 a�� 4 bulan

Perbandingan antara proses aerob dan anaerob tersebut menjadi dasar pemilihan unit-unit pengolahan biologi pada secondary treatment. Pemilihan akan tergantung dari karakteristik air limbah yang akan diolah. Bahkan, untuk karakteristik limbah tertentu diperlukan kombinasi dari kedua proses tersebut.

Sumber : Eckenfelder, W.W., Patoczka, J.B., and Pulliam, G.W.(1988).Anaerobic Versus Aerobic Treatment In The USA.in: Anaerobic Digestion 1988, E.R.Hall and P.N.Hobson(eds.),Pergamon Press New York.

79 Comments

    • Hi, Indra..

      Biasanya proses anaerob digunakan untuk menurunkan konsentrasi organik yang sangat tinggi, karena apabila kita menggunakan proses aerob untuk limbah yang sama maka biaya pengolahannya akan terlalu tinggi. (bayangkan berapa banyak oksigen yang perlu disuplai…)
      Tapi, apabila proses anaerob itu sendiri tidak dapat menurunkan konsentrasi polutan (organik) hingga batas yang diinginkan (baku mutu), maka proses aerob biasanya digunakan. Terlebih lagi, biasanya proses aerob ditambahkan untuk keperluan penyisihan nutrien N dan P.
      Semoga membantu…

  1. Saya ingin bertanya mengenai cara menentukan metode pengolahan air limbah. Berapa kisaran BOD jika ingin menggunakan pengolahan secara aerob dan begitu juga untuk pengolahan anaerob?

    Terima kasih

  2. Saya mau tanya, apakah bak anaerob perlu dibersihkan secara rutin karena timbulnya lumpur mengambang. Ditempat kami bak anaerob dibersihkan tiap 1 bulan, tetapi kendala setelah dibersihkan selama 1 minggu sistem pengolahan akan bau termasuk air hasil olahan keruh dan berbau.
    Mohon infonya.
    Terima kasih.

    • Pak Sugiyanto,

      Sepengetahuan saya salah satu kelebihan pengolahan anaerob dibanding aerob adalah lumpur dari dalam reaktornya (hampir) tidak perlu dikuras. Secara praktis seharusnya tidak perlu terlalu sering dibersihkan (rekan2 pembaca yang lain, tolong dikoreksi jika salah).

      Yang Bapak maksud dengan lumpur mengambang itu apa maksudnya foaming? Silakan cek artikel terbaru tentang foaming di dalam reaktor anaerob, barangkali bisa menjadi pencerahan dalam mengatasi persoalan di instalasi Bapak.

      Bau yang timbul dari dalam reaktor anaerob disebabkan oleh H2S. Perlu diingat, senyawa ini adalah formasi gas dari sulfida yang bersifat toksik bagi bakteri di dalam reaktor sehingga konsentrasinya perlu dimonitor. Kalau bakteri di dalam reaktor banyak mati, tentunya sasaran pengolahan akan sulit tercapai sehingga efluen dari reaktor akan tetap keruh.

      Untuk rekan pembaca yang lain yang memiliki lebih banyak pengalaman di lapangan, mohon sharing-nya

    • @Sekar:
      Reaksi yang terjadi kira-kira seperti ini (sumber: Metcalf&Eddy, 2004)
      Zat organik + NH3 + fosfat + O2 + mikroorganisme → CO2 + H2O + sel

  3. apakah di proses aerob dapat meningkatkan pH?ditempat saya menggunakan kombinasi anaerob dan aerob, pH keluar anaerob sekitar 6, tetapi setelah aerob (di-clarifier) menjadi lebih dari 8. thanks

  4. mau nanya donk, untuk limbah mie yang memiliki kadar BOD 5700mg/L sebaiknya pake bak anaerob saja apa perlu menggunakan bak aerob juga?
    trus untuk menurunkan kadar TSSnya yang bekisar 9440mg/L saya perlu menambahkan bak sedimentasi juga?
    mohon dijawab y, terimakasih 🙂

    • Hi Mbak Esti,

      Penambahan proses aerob yang mengikuti pengolahan anaerob tentunya tergantung dari efluen proses anaerob dan disesuaikan dengan baku mutu yang berlaku. Biasanya memang setelah proses anaerob ditambah dengan pengolahan aerob karena dengan pengolahan anaerob saja tidak cukup untuk menurunkan BOD sampai memenuhi baku mutu. Saya kasih contoh, ya…

      Katakanlah reaktor anaerob Mbak Esti sangat baik kerjanya sehingga mampu menyisihkan 95% BOD (tinggi sekali ya, efisiensinya). BOD di influen reaktor anaerob 5700 mg/L, berarti efluennya menjadi 285 mg/L. Nah, ternyata dengan efisiensi yang setinggi itu saja masih ada 285 mg/L BOD dan pastinya masih jauh dari baku mutu.

      Saya ambil contoh, untuk di daerah Jawa Tengah saja, baku mutu BOD untuk industri mie adalah sebesar 50 mg/L (bisa lihat di artikel ini).
      Makanya masih perlu proses anaerob sebagai “polishing”.

      Untuk TSS, bisa dicek dulu apakah laju pengendapannya cepat atau tidak. Kalau laju pengendapannya cepat, sebaiknya menggunakan bak sedimentasi di awal pengolahan. Untuk TSS ini bisa disesuaikan dengan pengolahan anaerob yang mengikutinya. Ada reaktor anaerob yang mensyaratkan TSS-nya tidak boleh terlalu tinggi, ada juga yang tidak bermasalah.
      Semoga jawabannya membantu.

  5. mohon bisa dijelaskan proses pada pengolahan limbah cair,yaitu proses anaerob dan proses anoxcid, sebelum masuk kepada proses aerasi.
    Mohon dijelaskan perbedaan kedua proses tersebut, apa kelebihan dan kekurangannya ?

    salam,
    rudi

    • @ Rudi:
      Anaerob menggambarkan proses yang terjadi tanpa kehadiran oksigen. Bakteri yang mampu hidup pada kondisi ini adalah bakteri anaerob (heterotroph). Sementara itu anoxic merupakan jenis khusus dari proses anaerob dimana nitrogen menggantikan fungsi oksigen sebagai electron akseptor. Bakteri yang mampu hidup di kondisi ini adalah bakteri fakultatif (heterotroph).
      Pemilihan proses akan tergantung dari tujuan pengolahan. Proses anaerob biasanya digunakan untuk menyisihkan organik yang sangat tinggi sementara anoxic biasanya digunakan dalam penyisihan nitrogen dari dalam air limbah.

  6. kalo ditempat saya, pengolahan biologi ( kombinasi anaerob dan aerob cuma mampu menurunkan 60 % COD, padahal COD awal cuma 900ppm.. kira2 yg mempengaruhi apa?
    apakah tingginya TDS brpengruh ke proses penurunan COD?

    • @ Ucum:
      Untuk mengetahui penyebab rendahnya efisiensi pengolahan ada bbrp hal yang perlu dicek, antara lain:
      1. Coba lihat data historis air limbah, adakah yang berubah? Misal beban pengolahan, karakteristik limbah, dll
      2. Bagaimana dgn hasil pengolahan dari anaerob dan aerob? Reaktor mana yg mengalami penurunan performa?
      3. Bagaimana dgn biodegradability air limbahnya sendiri?
      Dan lain2…
      Jadi faktornya bisa beragam dan sebaiknya dipastikan dulu agar penanganannya lebih tepat.

  7. Mohon di jelaskan kalau kita mau proses anaerob, dengan inlet cod diangka 14000 apa yang perlu kami persiapkan, terima kasih

    selama ini kita hanya pakai proses aerob, nilainya gak pernah masuk untuk codnya

    makasih

    • @ Ali: untuk menentukan jenis reaktor anaerob yang akan digunakan tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan, misalnya
      1. Karakteristik air limbah mulai dari debit, kandungan organik (misal COD), alkalinitas, nutrien, temperatur air limbah, zat-zat yang bersifat toksik (lihat artikel inhibitor pada proses anaerob).
      2. Konsentrasi solid serta minyak dan lemak (fat, oil, and grease/ FOG) karena ada beberapa jenis reaktor anaerob yang tidak dapat bekerja optimal apabila kandungan solid dan FOG-nya tinggi.
      3. Efisiensi pengolahan yang diinginkan.
      4. Produksi biogas dan lumpur
      5. Ketersediaan lahan
      6. Biaya
      Kalau ada rekan-rekan lain yang ingin menambahkan saya persilakan…

  8. mau tanya, mengapa proses yang ditimbulkan setelah pengolahan air limbah menghasilkan energi/panas yang lebih tinggi?selain itu saya juga pernah membaca bahwa kolam aerobik berfungsi menurunkan TSS secara cepat,apa reaksi yang berkaitan antara bakteri aerobik dengan kandungan yang terdapat dalam TSS?
    terimakasih sebelumnya…

    • Halo, Anastasia!
      Proses pengolahan yang melibatkan bakteri akan menghasilkan energi karena adanya respirasi endogenik bakteri yang menghasilkan energi. Saya kutip dari Metcalf&Eddy (2004) reaksi pada respirasi endogenik adalah sebagai berikut: C5H7NO2 + 5O2 –> 5CO2 + 2H2O + NH3 + energi

    • @ Raida: Akhir dari proses anaerob adalah metanogenesin (pembentukan gas metan dari asetat, formaldehida, hidrogen dan karbondioksida) dan proses ini bekerja pada kisaran pH 6.5-7.5
      Jika dibanding dengan fase awal proses anaerob, pH pada metanogenesis memang akan lebih tinggi. Namun agar reaktor dapat bekerja optimal maka pH haarus dijaga pada kisaran tersebut.

  9. mohon maaf gimana cara memulai menjalankan anaerobik, apakah perlu diberi bakteri, kalo ada berapa kebutuhan bakterinya kalo saya punya instalasi 10 m3 berapa bakteri yang harus ditambahkan, apakah bisa menggunakan bakteri yang dijual dalam bentuk botolan tersebut

    terima kasih

    • @Abuakmal: Semua proses biologi tentunya memerlukan bakteri. Sumbernya bisa berasal dari bakteri yang sudah dikemas (dijual dalam beragam bentuk), lumpur dari reaktor lain, atau dari air llimbah itu sendiri. Sumber terakhir merupakan sumber yang paling murah karena tidak perlu membeli bakteri. Ingat, di dalam air limbah itu sendiri sudah terkandung bakteri yang diperlukan (apalagi kalau limbahnya berupa limbah domestik).

  10. kami memiliki pengolahan limbah Aerobic reactor diteruskan ke aerobic reactor. kendala yang kai hadapi adalah H2S 41 ppm keluar an-aerobobic reactor …pertayaan kami :
    1.Berapa batasan maximum sehingga tidak mengganggu reactor aerobic
    2.Cara mengrangi H2S sebelum masuk aerobic sehingga tidak mengganggu pertumbuhan bakteri

    • @ Fikri: sebenarnya yang sering terjadi adalah proses anaerob yang diikuti proses aerob karena untuk limbah dengan kandungan organik tinggi akan lebih sesuai jika menggunakan pengolahan anaerob. Pengolahan aerob setelah anaerob biasanya dipakai apabila diperlukan adanya penyisihan nutrien atau jika hasil pengolahan anaerob belum memenuhi baku mutu.
      Kalau Anda melihat ada skema yang menggambarkan proses aerob kemudian diikuti dengan anaerob, mungkin proses anaerob tersebut maksudnya adalah anaerob sludge digestion (reaktor pengolahan lumpur, bukan air limbah).

  11. seberapa besar perbedaan luas lahan yang diperlukan untuk bangunan ipal dengan sistem aerobik dan anaerobik sebagai contoh kandungan BODnya 700mg/lt, ini kaitannya dengan lokasi pembangunan ipal di kota yang memiliki lahan yang sempit..terimakasih

    • @ Shauqi : menurut saya perbandingan luas lahan yang diperlukan tidak bisa dipukul rata karena baik proses aerob maupun anaerob bermacam-macam jenisnya. Mungkin pertimbangan berikut bisa membantu
      1. Pada proses aerob akan dihasilkan lumpur (baik dari flok maupun slime layer) yang perlu disisihkan. Untuk penyisihannya diperlukan tangki clarifier. Nah, dari aspek ini berarti untuk pengolahan secara aerob diperlukan tangki tambahan. Kecuali, jika Anda akan menggunakan sistem SBR (sequencing batch reactor) dimana semua proses berada di dalam satu tangki
      2. Anda perlu mempertimbangkan tingkat pengolahan yang ingin dicapai dengan memperhatikan baku mutu yang berlaku. Misalnya Anda berencana menggunakan satu jenis proses saja (anaerob atau aerob saja), dengan tingkat pengolahan 90%. Pada efisiensi yang sudah setinggi itu efluen yang dihasilkan masih menyisakan BOD sebesar 70 mg/L dan belum lolos baku mutu. Itulah mengapa banyak instalasi yang menggunakan kedua proses, anaerob dan aerob. Mengapa anaerob dulu? Karena untuk efisiensi yang sama, kebutuhan energi yang digunakan lebih sedikit dibanding proses aerob (jangan lupa biaya operasional untuk aerasi pada pengolahan aerob)
      3. Alternatif lain untuk lahan terbatas adalah membrane bioreactor (MBR). Selengkapnya silakan lihat pada postingan mengenai MBR di situs ini.

      Kepada rekan pembaca lain yang punya pengalaman, saya persilakan untuk memberi masukan/komentar. Trims.
      -Muti-

  12. permisi mau tanya,
    1. untuk menjaga kinerja IPAL pada proses aerob bisa menggunakan rasio F/M pada kisaran tertentu, bagaimana mekanisme untuk IPAL anaerobik? apakah menggunakan rasio F/M atau metode lain?
    2. adakah referensi yang tepat untuk memperkirakan produksi lumpur dari IPAL anaerobik? dalam hal ini saya merencanakan unit anaerobi filter dan anaerobic baffled reactor,
    terima kasih

    • @ Hamid:
      Untuk proses anaerob biasanya digunakan rasio asam volatil (Volatil acid, VA) terhadap alkalinitas. Nilai yang disarankan adalah di bawah 0,5 dengan alkalinitas pada rentang 1500-3000 mg/L. Mungkin Anda juga ingin membaca artikel terkait parameter monitoring ini pada postingan sebelumnya yaitu Start-up Reaktor Digester Lumpur Anaerob
      Selamat membaca!

  13. Apakah kombinasi pengolahan anaerob dan aerob dapat digunakan dalam pengolahan air lindi TPA sampah ? (karena TPA di Indonesia hampir tidak ada yang menggunakan pola ini / mengapa?. Lalu langkah pendahuluan apa yg hrs dilakukan guna menurunkan ion2 logam sebelum masuk ke unit pengolahan, krn dr bbrp referensi ion2 logam dapat menghambat proses pengolahan dlm reaktor anaerob. trmksh

    • @ Helmi: pemilihan jenis pengolahan (aerob atau anaerob dan kombinasinya) biasanya didasarkan pada kandungan zat organik dari air limbah. Jadi, pengolahan air lindi dari TPA sampah bukan tidak mungkin untuk menggunakan kombinasi anaerob-aerob. Penyisihan ion-ion logam biasanya dilakukan menggunakan metode presipitasi kimia.

  14. permisi mau tanya untuk limbah industri pabrik machining, biasanya bakteri yang terdapat pada coolant pendingin untuk proses machining bakteri anaerob jenis apa ya?
    cara-cara yang bisa dipakai untuk membunuh bakteri tersebut apa saja?
    apakah bisa dengan menggunakan radiasi lampu sinar ultraviolet?
    mohon bantuannya terimakasih banyak

  15. ass,saya mau tanya..
    saat ini saya sedang membuat percobaan pengolahan limbah(tekstil) menggunakan sistem anaerob metode melekat(sarang tawon) dengan alat tangki persegi kap 1m3(2 tangki)
    tiap tangki di isi 500 lt limbah PH 6.5 COD 3033mg/lt,2000gr gula(sebagai sumber karbon)rumen sapi 10 lt.
    Setelah fermentasi selama 10 hari di cek Ph pada tangki 1 11.5, tangki 2 PH 4.6, padahal sebelumnya sudah di sirkulasi dengan pompa.PERTANYAAN:
    1.Kenapa ada perbedaan PH asam dan basa terlalu tinggi
    2.perlu dilakukan tahapan apa supaya mikroorganisma cepat tumbuh hingga terbentuk bakteri metan
    3.cara pengembangbiakan bakteri anaerob yang bagus apa tidak harus menyertakan dulu air limbah misal dengan air selokan
    mohon pencerahannya.terima kasih

  16. kak, aku mau nanya asinya bedaya aerob sama anaerob itu apa? kenapa kalo ada aerob harus ada anaerob juga? trus kira-kira bisa ngak kalo di Indonesia di bikin tempat pengolah air seperti video di kolom atas?? saya butuh penjelasan lebih detail berhubung ini untuk tugas saya. terimakasih

    • Halo Akira…

      Terima kasih sudah mampir. Seperti sudah disebutkan pada artikel di atas, aerob berarti lingkungan (dalam hal ini lingkungan tempat tinggal bakteri alias reaktor) memerlukan keberadaan oksigen bebas. Untuk mengakomodasi hal tersebut biasanya dibantu dengan blower atau aerator agar konsentrasi oksigen terlarut tetap terjaga. Kondisi (reaktor) anaerob berlaku sebaliknya, yaitu tidak diperkenankan adanya oksigen bebas.

      Penggunaan aerob dan anaerob tidak mutlak harus ada keduanya, tergantung pada kebutuhan pengolahan. Namun, memang biasanya setelah pengolahan anaerob dilanjutkan dengan pengolahan aerob. Hal ini semata-mata karena kebutuhan pengolahan di instalasi tersebut.

      Intalasi pengolahan air limbah bukan hal baru di Indonesia =)
      Sudah banyak sekali yang menggunakan proses-proses pengolahan seperti yang diperlihatkan di kolom video.

  17. Pak mau nanya, apakah ada perbedaan dari hasil output proses anaerob dan aerob sehingga proses anaerob lebih didahulukan?

    • @ Rifqi:
      Mudah-mudahan saya tidak salah tangkap pertanyaan Anda.
      Untuk konsentrasi organik yang sangat tinggi, proses pengolahan air limbah secara anaerob dilakukan sebelum proses aerob untuk mengurangi kebutuhan energi (listrik), nutrien, lahan, serta lumpur yang dihasilkan.
      Silakan scroll ke atas untuk melihat comment yang serupa.

  18. Maaf sy mau tanya,apakah penyebab amonia tinggi.sementara pHnya di angka 7?apa yg harus suami saya lakukan agar amonia nya bagus?
    Mohon bantuannya,kasian suami saya pusing ga selesai2.

    • @ Mbak Indah:
      Apa bisa diperjelas di proses apa konsentrasi ammonia yang dimaksud serta sumber air limbah yang dianalisis?

  19. Permisi saya mau tanya bagaimana cara menurunkan cod pada pengolahan limbah cair kopi?
    Instalasi saya menggunakan anaerob dan aerob.untuk inlet COD 14000 dan setelah di olah dalam anaerob COD 6000 dan aerob COD 3000!?
    kira kira bagaimana solusinya?dan tolong jelaskan lebih rinci cara mengolah limbah cair kopi?
    Terima kasih

    • @ Dani:
      Persentase penyisihan yang rendah pada kedua proses (anaerob dan aerob) dipengaruhi oleh banyak faktor. Coba Anda tinjau kembali parameter-parameter lain yang dapat mempengaruhi kinerja reaktor Anda.
      Bagaimana dengan pH? alkalinitas? kebutuhan nutrien? dsb..
      Mengenai teknik pengolahan limbah cair dari pengolahan kopi, tunggu artikel berikutnya ya.. =)

      Salam,
      Muti

  20. Permisi, saya mau tanya. Saat ini air limbah (tekstil) kita olah dengan metode kimiawi dan menghasilkan sludge yang cukup banyak. Pertanyaannya adalah, apakah metode pengolahan anaerob bisa digunakan untuk mengurangi volume sludge yang dihasilkan dari pengolahan proses kimia ?
    Terima kasih

  21. Mohon pencerahan..
    Karena beban loading yg terlalu tinggi..micro bacteria di anaerobic dan aerobic jadi colaps, sementara kami tidak mungkin mengurangi organik loading Karena inlet inffluent tinggi. Kami proses kurang lebih 60m3/jam dengan cod inflluent lebih dari 20.000. Apakah ada solusi untuk mengobati bacteria tanpa harus mengurangi organic loading??

  22. Assalamuallaikum,
    Permisi saya numpang tanya masalah percobaan di budha pest mengenai organica wastewater (menggunakan tanaman tapi berbeda dengan wetland). Mohon di jelaskan sistematis proses biodegredablenya?. Yang ke 2 apakah perlu di tambahkan sludge nya lagi di reaktor apa tidak?. thanks

  23. permisi pak muti mo ikut nanya cara menghitung kebutuhan nutrient pada aerasi bagaimana serta kebutuhan volume clarifier setelah aerasi berapa volumenya dgn debit pengolahan 60m3/hari
    trims pak mohon bantuannya

  24. Selamat malam ,
    saya mau menanyakan . faktor apa saja yg dapat menyebabkan tinggi nya zat organik pada air limbah ?
    dilihat dari proses umum pengolahan limbah nya .
    terima kasih

  25. selamat sore
    saya mau menanyakan apakah selalu pengolahan dengan anaerob menimbulkan bau?
    apakah mungkin secara aerob bisa menimbulkan bau juga?
    terimakasih.

    • Bau di dalam pengolahan anaerob adalah karena adanya kandungan sulfida, yang merupakan hasil reduksi senyawa sulfat. Pada pengolahan aerob hal ini tidak akan terjadi sehingga pada dasarnya proses aerob tidak akan menimbulkan bau. Bau yang tercium dari reaktor aerob adalah bau menyerupai tanah basah. Jika terdapat bau septik pada pengolahan aerob maka ada kemungkinan telah terjadi penurunan kadar oksigen terlarut yang menyebabkan air limbah menjadi septik.

  26. Saya mau tanya pak…
    Bagaimana cara mencegah terjadi nya proses nitrifikasi di aerob?
    Karena proses lanjutan denitrifikasi menyebabkan peningkatan pH di effluent
    Mohon penjelasan nya pak

  27. Selamat Sore.
    Sy mau tanya bagaimana proses reaktor anaerob dan aerob bisa menurunkan BOD?
    bagaimana bakteri bisa menurunkan kandungan BOD dalam waktu detensi tertentu? Terima kasih.

  28. Maaf mau nimbrung diskusi. Penanganan sludge dari proses aerob yang paling cocok pakai koagulan dan flokulan apa ya? Lumpur yang dihasilkan ipal kami lmayan banyak karena debit limbah kami 540 ribu M3 per hari dan bkin hasil olahannya lmyan keruh. akan tetapi semua baku mutu lolos. Makasih

    • bisa pakai koagulan dan flokulant jenis PAC 101 serta flokulant 412, akan tetapi penting untuk melakukan jartes, agar mendapat dosis yang tepat.
      1. Penggunaan instrumen sistem DAF (Dissolve Air Floatation) juga sangat bagus untuk sludge handling.
      2. Penggunaan screw press, juga salah satu sistem yang sangat efisien dari segi cost operasional(penghematan koagulan dan flokulant) dalam sludge handling.

      terima kasih.
      wahyudi@grinvirobiotekno.com

  29. Maaf mau nimbrung diskusi. Penanganan sludge dari proses aerob yang paling cocok pakai koagulan dan flokulan apa ya? Lumpur yang dihasilkan ipal kami lmayan banyak karena debit limbah kami 540 M3 per hari dan bkin hasil olahannya lmyan keruh. akan tetapi semua baku mutu lolos. Makasih

  30. Ass…maaf pak.. sy hanya ibu rumah tangga biasa.. yg belakangan ini merasa terganggu dgn tetangga yg memasang ipal ini.. dari yg sy baca dari prnjelasan bapak mgkn tetangga saya memasang yg anaerob.. karena mrnumpang saluran air dgn saya.. blelakangan ini rmh saya jadi bau..dari saluran air.. mgkn h2s y.. yg mau saya tanyakan bagaimana seharusnya proses pengaliran limbah hasilnya yg benar.. apakah harus dgn saluran tersendiri dan tertutup atau bagaimana y.. krna ipal sendiri tujuannya bagus utk lingkungan.. tp kalau malah mencemari dgn bau sekeliling malah jdi lingkubgan udara rmh saya tdk sehat..trimakasih banyak pa..

  31. saya ingin bertanya pak..
    pada proses anaerob nilai parameter COD dan BOD dapat turun hingga 95%..
    mohon pencerahannya pada prosesnya pak?
    yang saya tau semakin tinggi nilai COD dan BOD brti oksigen d dalam air semakin sedikit. dengan proses anaerob tanpa oksigen. bagaimana prosesnya dapat menurunkan nilai COD dan BOD?. yang berarti semakin kecil cod dan bod brti oksigen di dalam air semakin besar..

  32. Assalamualaikum
    Mbk mohon masukkan
    Mengapa bakteri aerob saya sering kolep,jika flow air limbah dengan flow 50 m3 perjam dilakukan pengolahan limbah di mbbr1 / aerasi 1 selama 1× 24 jam pasti kolep sedangakan jika flow 50 m3 perjam untuk mengolah pasti aman saja,
    Mohon saran nya mbk ? Karena kapastas mbbr1 200 m3 perjam untuk sekarang ini maksimal saya hanya mengolah maksimal 700 m3 perhari. Thks

  33. Cod influent/ier sya 10000
    Sampai sekarang cod effluent / bio kontrol 400 m3 belum bisa mencapai baku mutu
    Mohon pencerahan ? Thks mbk

    • Assalamualaikum
      Mbk mohon masukkan
      Mengapa bakteri aerob saya sering kolep,jika flow air limbah dengan flow 50 m3 perjam dilakukan pengolahan limbah di mbbr1 / aerasi 1 selama 1× 24 jam pasti kolep sedangakan jika flow 50 m3 perjam untuk mengolah pasti aman saja,
      Mohon saran nya mbk ? Karena kapastas mbbr1 200 m3 perjam untuk sekarang ini maksimal saya hanya mengolah maksimal 700 m3 perhari. Thks

  34. artikel yang bagus pak, saya ingin menanyakan tentang lama proses start up untuk anaerobik dituliskan 2-4 bulan bisa mohon informasinya untuk seeding dan aklimatisasinya lama waktunya berapa ya kira-kira apakah 1 bulan seeding dan 3 bulan aklimatisasi atau bagaimana?
    terimakasih

  35. buk saya mau nanya mendasar,
    apa ya nama bakteri/ mikroorganisme yang dapat menurunkan dan menaikan pH serta juga COD dan BOD nya?

    sebab dikolam limbah pH nya tinggi kita mau menurunkan ke pH netral dan begitu sebaliknya, bakteri apa yang digunkakan ?

    terimaksih

    • Pengaturan pH biasanya dilakukan menggunakan metode kimia (penambahan asam atau basa). Perlu diingat bahwa bakteri memerlukan pH yang optimal agar dapat melakukan aktivitas metabolisme dengan baik. Aktivitas metabolisme bakteri yang baik secara tidak langsung dapat menurunkan angka COD dan BOD.

  36. mau tanya.. bagai mana cara menangani bakteri anearob pada uasb bila akan shutdow dalam jangka waktu yang lama ?.
    trimakasih .

  37. saya sangat beruntung membaca diskusi ini dan sanagt puas belajar Tentang erob dan Anerob, Bia info manufacture yg kompetens di IPAL

Comments are closed.